Faktanusa.com, Kubar – Kepolisian Daerah Kalimantan Timur terus berinovasi dalam mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan nasional. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan Launching Industri Pertanian dan Penanaman Jagung Serentak Tahun 2025 yang digelar di Kawasan Yonif TP 827/Mcy, Kampung Muhur, Kec.Siluq Ngurai, Kab.Kubar, tepatnya di lahan eks tambang PT.Gunung Bayan, Selasa (04/11/25).
Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kapolda Kaltim Irjen Pol Endar Priantoro, S.H., S.I.K., C.F.E., M.H., didampingi Wakapolda Kaltim Brigjen Pol Dr. H. M. Sabilul Alif, S.H., S.I.K., M.Si., serta dihadiri Pejabat Utama Polda Kaltim, Forkopimda Kabupaten Kutai Barat, dan sejumlah stakeholder terkait. Dalam pelaksanaannya dilakukan penanaman jagung secara simbolis bersama kelompok tani beserta penyerahan bantuan sosial.
Berdasarkan data ketahanan pangan, produksi jagung Kalimantan Timur meningkat signifikan dari 2.159,08 ton pada Januari–Agustus 2024 menjadi 7.524,16 ton pada periode yang sama tahun 2025 atau naik 248,49 persen. Peningkatan tersebut menempatkan Kaltim pada posisi ketiga nasional dalam produksi jagung, sekaligus menandai keberhasilan kolaborasi antara Polda Kaltim, pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku usaha dalam memperkuat sektor pangan.

Polda Kaltim juga menggagas berbagai terobosan, di antaranya pembuatan aplikasi ketahanan pangan, pemanfaatan lahan bekas tambang, serta kerja sama dengan GAPKI, Non-GAPKI, dan perguruan tinggi. Hingga 3 November 2025, luas lahan yang telah ditanami jagung mencapai 2.459,06 hektare dengan dukungan 142 perusahaan dari berbagai sektor. Selain itu, delapan Polres jajaran turut melaksanakan penanaman serentak dengan total lahan 195 hektare dan realisasi awal 49,5 hektare.
Dalam kesempatan doorstop bersama awak media, Kapolda Kaltim menjelaskan bahwa konsep yang diusung kali ini merupakan sistem pertanian terintegrasi yang disebut industrial farming.
“Konsep ini kita kembangkan agar lebih efisien dan berkelanjutan. Tidak ada hasil yang terbuang karena semuanya termanfaatkan, mulai dari jagung sebagai bahan pakan, batangnya untuk ternak sapi, hingga limbahnya menjadi pupuk organik,” jelas Irjen Pol Endar.
Kapolda menegaskan bahwa pola industrial farming berbeda dengan metode konvensional.
“Selama ini kita menanam jagung sudah berhasil, tapi hasilnya belum maksimal. Dengan konsep baru ini, satu area hamparan akan terintegrasi dari hulu ke hilir sehingga dampaknya lebih besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, di Kutai Barat terdapat lahan eks tambang PT.Bayan seluas 50 hektare yang kini dimanfaatkan menjadi kawasan pertanian produktif.

“Eks tambang ini sebelumnya lahan kritis, dan sekarang kita ubah menjadi lahan bermanfaat. Ini bagian dari upaya mewujudkan green economy serta pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan,” terang Kapolda.
Lebih lanjut, Kapolda menilai potensi wilayah Kutai Barat sangat besar untuk pengembangan pertanian modern di Kalimantan Timur.
“Wilayahnya luas dan strategis. Harapan saya, empat sampai lima bulan ke depan harga komoditas seperti telur bisa lebih murah karena efek domino dari industrial farming ini,” tutupnya.
Humas Polda Kaltim
![]()

