Kutai Timur – Serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tahun 2024 sampai triwulan ketiga masih jauh dari target.
Ketua Fraksi Gelora Amanat Perjuangan (GAP) DPRD Kutim, Faizal Rachman, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penyerapan anggaran yang baru mencapai 29,47 persen dari total anggaran Rp14 triliun.
“Kami khawatir terhadap rendahnya penyerapan APBD sampai triwulan ketiga yang baru mencapai 29,47 persen,” kata Faizal saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (21/11/2024).
Faizal menjelaskan bahwa Fraksi GAP telah melakukan pencermatan terhadap pelaksanaan APBD 2024 dan dokumen anggaran perubahan APBD yang baru diterima dari Pemerintah Kutim.
Ia menekankan bahwa meskipun APBD Kutim mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024, dari Rp9,1 triliun menjadi Rp14 triliun, hal ini harus diimbangi dengan kinerja yang maksimal dalam penyerapan anggaran.
“Peningkatan APBD yang signifikan harus diikuti dengan kerja keras untuk memastikan pelaksanaan APBD 2024 selesai sesuai target. Ini penting untuk menekan angka Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA),” ujar Faizal.
Menurut Faizal, rendahnya penyerapan anggaran memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan tingkat kemiskinan.
Ia menyebutkan bahwa semakin tinggi anggaran yang terealisasi, semakin besar dampaknya terhadap ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat membantu mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
“Realisasi APBD secara langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya berdampak pada tingkat kemiskinan,” tegasnya.
Faizal juga memprediksi bahwa dengan sisa waktu yang ada hingga akhir tahun, besar kemungkinan anggaran Rp14 triliun tidak akan terserap sepenuhnya.
Oleh karena itu, ia mendesak agar setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bekerja lebih maksimal dalam melaksanakan program-program yang telah direncanakan.
“Ini harus menjadi perhatian serius agar seluruh SKPD bekerja secara maksimal lagi,” tandasnya.ADV