Yusri Yusuf Dengar Aspirasi Petani Kutim: Tantangan Alat Pertanian, Pupuk, dan Perlindungan Lahan

Loading

Kutai Timur – Anggota Komisi B DPRD Kutai Timur (Kutim), Yusri Yusuf, secara langsung berinteraksi dengan masyarakat dalam agenda reses yang digelar pada Sabtu, 16 November 2024.

Dalam pertemuan itu, ia mendengarkan berbagai aspirasi dari warga, khususnya petani, yang menyampaikan beberapa tantangan di sektor pertanian.

Beberapa permasalahan utama yang disoroti meliputi kebutuhan alat pertanian modern, seperti mesin pembajak tanah yang lebih efisien, kendala dalam pendistribusian pupuk, serta masalah lahan pertanian yang rawan dialihfungsikan.

Para petani menekankan pentingnya alat pertanian yang lebih modern untuk meningkatkan hasil produksi dan efisiensi kerja di lapangan.

“Keterbatasan alat pertanian yang modern membuat para petani kesulitan untuk mengelola lahan secara optimal. Mesin penggembur tanah, misalnya, sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses kerja di lapangan,” ujar Yusri.

Selain itu, pendistribusian pupuk menjadi persoalan utama bagi para petani. Banyak yang menyampaikan keluhan terkait keterlambatan pengiriman pupuk, yang kerap menghambat proses penanaman dan perkembangan tanaman mereka.

Menurut Yusri, masalah ini harus segera menjadi perhatian pemerintah agar tidak mengurangi hasil panen yang diinginkan.

“Keterlambatan distribusi pupuk seringkali menghambat proses tanam dan panen petani. Ini jelas menjadi masalah yang harus segera diselesaikan agar hasil pertanian lebih optimal,” ucap Yusri Yusuf.

Selain itu, persoalan pengelolaan saluran irigasi turut menjadi salah satu keluhan utama dari para petani. Yusri mengungkapkan bahwa pengelolaan irigasi yang tidak optimal kerap mengakibatkan kerugian berupa gagal panen.

Para petani juga menambahkan bahwa masalah ini semakin diperparah oleh kondisi cuaca yang sulit diprediksi.

“Para petani sangat mengkhawatirkan potensi gagal panen akibat masalah irigasi. Kami juga mendengar permintaan dari petani untuk adanya asuransi pertanian atau solusi mitigasi risiko gagal panen, yang bisa memberikan perlindungan finansial di saat terjadi kerugian besar,” jelasnya Yusri.

Di samping itu, sejumlah petani mengajukan usulan terkait hilirisasi produk pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan penghasilan mereka.

Mereka berharap hasil pertanian, seperti tomat, tidak hanya dipasarkan dalam kondisi segar, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk turunan bernilai tambah lebih tinggi, seperti pasta tomat atau produk olahan lainnya.

“Hilirisasi produk pertanian sangat penting. Dengan mengolah hasil pertanian menjadi produk turunan, kita bisa membuka pasar baru dan meningkatkan pendapatan petani. Ini juga bisa menciptakan lapangan kerja baru di sektor pengolahan,” tegas Yusri.

Tidak kalah penting, masalah perlindungan terhadap lahan pertanian juga diungkapkan oleh masyarakat. Banyak petani yang merasa cemas dengan ancaman konversi lahan pertanian menjadi area untuk pembangunan atau industri besar.

Mereka mengharapkan adanya kebijakan yang lebih tegas untuk melindungi lahan pertanian agar tidak dengan mudah dijual kepada perusahaan yang dapat mengubahnya menjadi lahan non-pertanian.

Yusri Yusuf berkomitmen untuk menyampaikan semua aspirasi ini ke Komisi B DPRD Kutim dan berharap dapat menemukan solusi untuk berbagai persoalan yang dihadapi petani di Kutim.

Ia menekankan bahwa meningkatkan kesejahteraan petani dan memperjuangkan hak-hak mereka merupakan bagian dari tugas DPRD.

“Kami akan berupaya mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapi para petani, baik itu dari segi alat pertanian, distribusi pupuk, pengelolaan irigasi, hingga perlindungan lahan. Ini adalah bagian dari tugas kami untuk memperjuangkan kesejahteraan petani di Kutim,” pungkasnya.ADV

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top