Sangatta – Menyambut tibanya pesta demokrasi 2024, berbagai upaya untuk menghapus praktik money politics menjadi perhatian utama dalam rangka menciptakan pemilihan yang adil dan demokratis. Sekretaris Komisi A DPRD Kabupaten Kutai Timur, Basti Sangga Langi, menganjurkan pendekatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sebagai solusi untuk menghilangkan budaya uang dalam politik.
Basti Sangga menyampaikan, “Kita perlu secara perlahan menghilangkan budaya money politics dan memberikan masukan kepada masyarakat. Kita harus menyosialisasikan nilai-nilai kejujuran dan integritas dalam pemilihan,”
Sangga Langi menekankan pentingnya peran Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dalam mengedukasi masyarakat tentang dampak negatif money politics. “Kesbangpol memiliki tugas untuk mensosialisasikan konsep ini dan memastikan bahwa masyarakat memilih berdasarkan kualitas dan integritas calon pemimpin, bukan uang,” ujarnya.
Langi juga mencontohkan bagaimana masyarakat bisa memilih calon pemimpin berdasarkan kapasitas dan kesiap-sediaan untuk bekerja keras. “Ketika kita mendekati masyarakat dan menawarkan bantuan kepada mereka, seperti mencarikan pekerjaan untuk anak-anak mereka, ini adalah tindakan yang jauh lebih berharga daripada menerima uang. Kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa pemimpin yang amanah adalah investasi jangka panjang,” tambahnya.
Pendekatan sosialisasi dan edukasi diharapkan dapat membawa perubahan dalam budaya politik di Kabupaten Kutai Timur. Dengan kerja keras bersama dan berkomitmen untuk menghapuskan money politics, Pemilu 2024 dipercaya dapat menjadi contoh positif dalam menjaga dan memelihara integritas pemilihan di Indonesia.ADV