Faktanusa.com, Balikpapan – Sejak awal kepemimpinannya, Wali Kota Balikpapan H.Rahmad Mas’ud menjadi pemimpin tunggal tanpa ada wakil lantaran pasangannya saat itu Thohari Aziz wafat menjelang pelantikan.
Almarhum wafat setelah berjuang menghadapi virus Covid-19 yang menjangkiti tubuhnya. Ya, saat itu pandemi memang sedang ganas-ganasnya.
Tahun demi tahun berlalu, pencalonan sebagai orang nomor dua di Kota Balikpapan mulai muncul, yang awalnya ada 7 nama kini mengerucut hingga dua nama yaitu Budiono sang wakil ketua DPRD dan Risti Utami yang merupakan istri dari Almarhumah Thohari Aziz.
Namun baru-baru ini kabar mengejutkan pun kembali tiba, dimana salah satu calon wakil walikota Balikpapan mundur, dia adalah Budiono. Hal itu membuat Risti kaget.
“Saya baru tahu kalau pak budiono mundur dari pencalonan wakil wali kota juga dari media,” katanya.
Dia merasa kaget bukan tanpa alasan, mengingat kata Risti sejak awal menjadi ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI perjuangan kota balikpapan sangat berambisi menjadi wakil wali kota.
“Untuk menggantikan posisi Almarhum Thohari Aziz (suami saya),” ujarnya.
Sejatinya sejak awal Budiono sudah komitmen akan mengawal Risti untuk bisa menggantikan posisi almarhum sebagai wakil wali kota.
“Kita masih ingat, DPD pdi perjuangan provinsi kalimantan timur telah mengusulkan 2 nama bakal calon wawali ke DPP pdi perjuangan dan kami berdua telah dipanggil ke DPP pdi perjuangan melakukan serangkaian wawancara yaitu saya dan Pak H. Baba,” kenangnya.
Namun ketika Rekomendasi DPP PDI perjuangan justru tidak jatuh kepada Risti ataupun H.Baba, Risti mengaku ikhlas dan hanya bisa berdoa.
“Semoga apa yang telah diperjuangkan oleh almarhum dapat dijaga dan dilanjutkan,” ungkapnya.
Akan tetapi faktanya rekomendasi dari DPP PDI perjuangan tersebut sia-sia karena selama sekitar 2 tahun tidak dijalankan dengan penuh tanggungjawab.
Bahkan setelah penggantian wawali sudah diproses dan dimusyawarahkan oleh partai pengusung dan hasilnya sudah diserahkan oleh wali kota ke DPRD hingga mendapatkan surat balasan 2 calon wakil wali kota diminta untuk melengkapi persyaratan.
“Tapi ini justru pak budiono mengundurkan diri dari pencalonan dan saya tidak mengerti apa yang sebenarnya maksud semua ini ,” ungkapnya.
“Saya ingat satu tahun yang lalu rekomendasi dari pdi perjuangan akan diganti nama saya dan pak Budiono disuruh mundur oleh pimpinan DPD partai, tetapi pak budioo menolaknya,” sambungnya.
Dan yang aneh lagi, lanjut Risti informasinya Budiono selaku ketua partai juga bertandatangan di berita acara dalam musyawarah seluruh partai pengusung.
“Kalau melihat rangkaian yang saya alami dari awal sampai sekarang, terkadang saya berpikiran, apa saya memang dijegal untuk tidak bisa menggantikan posisi almarhum suami saya ya,” ungkapnya lagi sembari bertanya-tanya.
Risti mengungkapnya, sebenarnya niatnya jika diberi amanah, hanya menjaga marwah dan melanjutkan perjuangan almarhum suaminya, dan itu sebenarnya siapapun silahkan, tidak harus dirinya.
Namun ia mengaku tidak pernah diajak komunikasi oleh pimpinan partai baik tingkat DPC partai, dpd partai maupun DPP partai.
“Dan saya yakin ada laporan kepada pimpinan partai baik di dpd partai maupun di dpp partai yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya terkait perkembangan proses penggantian wawali kota balikpapan,” ujarnya.
Lanjut Risti, dia tidak mau berkomentar terlalu jauh tentang poses selanjutnya dan sepenuhnya ia serahkan kepada Wali Kota dan DPRD kota balikpapan, serta seluruh partai pengusung.
“Saya beserta keluarga besar Almarhum Thohari Aziz mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Wali Kota, seluruh pimpinan beserta anggota DPRD dan seluruh pimpinan partai, serta masyarakat kota balikpapan yang telah memberikan simpati kepada almarhum thohari aziz,” tandasnya.